Good Morning My Education
Dalam perjalanan panjang suatu bangsa, pendidikan
selalu mewarnai corak kemajuan bangsa yang bersangkutan. Tidak salah memang,
jika pendidikan selalu menjadi media dalam mentransfer segala jenis
perkembangan yang dalam istilah sekarang lebih dikenal dengan sebutan alih ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kendati demikian, perlu disadari bahwa tugas
pendidikan seperti dikatakan oleh Conny Setiawan dan kawan-kawan, tidak hanya
terbatas pada tugas mengalihkan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bidang pendidikan juga bertugas menanamkan nilai-nilai baru yang dituntut oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri pada anak didik dalam
kerangka nilai-nilai dasar yang telah disepakati bersama oleh bangsa Indonesia
(Conny S, 1987 : 1).
Dalam sejarah pendidikan Indonesia yang telah
digelar selama ini, usaha-usaha untuk merilis kemajuan bukanlah berjalan tanpa
kendala. Segala bentuk pembaharuan pendidikan telah dicoba, baik melalui
pembaharuan kurikulum dari masa ke masa, maupun melalui pembaharuan di bidang
strategi belajar mengajar dan penerapan kaidah-kaidah psikologi belajar baik
yang klasik konvensional sampai dengan konsep-konsep mutakhir yang kini
dikembangluaskan. Keadaan seperti ini berakibat adanya tuntutan kepada para
guru di sekolah untuk selalu seiring dengan kemajuan jaman dan metode yang
tepat dalam pelaksanaan pengajaran. Guru haruslah mengikuti kemana laju segala
bentuk pembaharuan pendidikan tersebut.
Menurut Suparno, dkk (2002) siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam
berpikir (minds-on), dan aktivitas
dalam berbuat (hands-on). Perbuatan
nyata siswa dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berpikir siswa
terhadap kegiatan belajarnya. Dengan demikian proses siswa aktif dalam kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan
secara terus menerus dan tiada henti. Hal ini dapat dilakukan apabila interaksi
antara guru dan siswa terjalin dengan baik. Sebab menurut Usman (2002)
interaksi dan hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Terwujudnya kondisi pembelajaran siswa aktif merupakan
harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan praktisi
pendidikan. Oleh sebab itu dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi
pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar yang menekankan pada
aktivitas siswa diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang
sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, menunjukkan bahwa
aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mutlak diperlukan. Namun yang
lebih penting lagi dalam meningkatkan aktivitas siswa tersebut adalah kemampuan
guru dalam merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar tersebut dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar